twitter
    Follow me @yanuaratp,mention for follow back^^

Rabu, 26 Januari 2011

3 Diskusi Wajib + 5 Aplikasi Bantuan, Lindungi Anak Saat Berponsel




Memberikan ponsel kepada anak memang bisa memberikan manfaat. Misalnya, orangtua bisa menghubungi anak untuk menanyakan kabar atau sebaliknya, anak dapat menghubungi orangtua kapan saja jika mereka membutuhkan bantuan. Yang harus diingat, ponsel bukanlah pengganti kehadiran orangtua bagi si anak.

Tidak ada satupun teknologi yang bisa menggantikan peran orangtua. Ponsel pun kini sudah dianggap sebagai kebutuhan pokok. Dengan harganya yang kini relatif terjangkau, penggunaan ponsel menjamur di kalangan anak sekolah.

Ponsel bukan lagi sekedar gaya hidup bagi anak dan remaja usia sekolah. Meskipun memang tetap ada saja orangtua yang memilih dan membelikan ponsel ataupun pasrah dengan permintaan anak kesayangannya, yang lebih berpatokan pada tren atau keanekaragaman fitur (yang belum tentu dioptimalkan juga).

Memberikan ponsel kepada anak, menuntut tanggung-jawab besar dari kedua belah pihak, orangtua dan anak tersebut. Semakin canggih ponsel yang digunakan oleh anak, semakin besar tanggung jawab yang harus diemban oleh keduanya.

Mengapa demikian? Sebab ponsel yang kelas entry-level (low end), memiliki fitur yang sangat terbatas. Paling tidak lebih dari sekedar menelpon, mengirim SMS, mendengarkan musik ataupun bermain game sederhana. Tetapi ponsel yang kelas di atasnya, kemampuannya tentu setara dengan harganya, yaitu memiliki fitur untuk mengambil gambar (foto), memutar video, mengakses Internet dan social media.

Orangtua sebaiknya paham, bahwa ponsel adalah teknologi yang bak pisau bermata dua. Salah digunakan, bisa mencelakai penggunanya. Semakin canggih ponsel yang digunakan, semakin “tajam pisau”-nya. Ini membutuhkan ekstra tanggung-jawab dari penggunanya, ataupun orangtua. Menjadi awal kesalahan apabila orangtua menyerahkan keputusan membeli ponsel sepenuhnya kepada anak.

Orangtua yang tutup mata dan hanya memberikan uang (untuk membeli ponsel ataupun pulsa bulanan) kepada anak, itu sama saja menjerumuskan anak ke berbagai potensi masalah yang dapat merugikannya dikemudian hari.

3 (Tiga) Diskusi Wajib

Menjadi (lebih) peduli, bukan berarti orangtua harus piawai dan paham segala macam hal dan istilah teknis dari ponsel yang akan dibeli atau telah digunakan oleh anaknya. Selama anak masih tergantung secara finansial dengan orangtua, maka orangtua wajib mengetahui, bukan membatasi, untuk apa dan bagaimana uang yang diberikannya dibelanjakan. Berikut ini, akan disampaikan 3 hal diskusi wajib yang dapat membantu orangtua dalam mengambil sikap atas penggunaan ponsel oleh anaknya.

1. Diskusikan Kebutuhan. Ketika akan membeli ponsel, sebaiknya ada diskusi antara orangtua dan anak. Misalnya, mengapa harus membeli ponsel merek/tipe A ketimbang lainnya. Orangtua tidak perlu takut dianggap gaptek, karena disinilah justru kesempatan belajar dari anak yang notabene secara umum lebih paham teknologi. Kemudian tanamkan pemahaman sejak dini, bahwa membeli sesuatu haruslah berdasarkan kebutuhan, bukan karena latah atau mengikuti tren. Ponsel yang kelas low-end, selain harganya lebih murah, juga lebih mudah dipahami fungsinya karena memiliki fitur terbatas. Meskipun terbatas, justru fitur tersebut yang sebenarnya benar-benar dibutuhkan anak (sesuai dengan umurnya). Misalnya hanya untuk telepon, SMS dan mendengarkan musik. Sekali lagi tidak semua fitur canggih yang ada di ponsel akan digunakan atau dioptimalkan.

Cermat menggunakan uang sesuai kebutuhan adalah hal yang perlu ditanamkan kepada anak sejak dini. Ini termasuk ketika memilih paket berlangganan layanan selular, baik pra maupun pasca bayar. Apalagi sekarang paket pra bayar juga memiliki beragam pilihan, misalnya paket gratis Internet, paket gratis SMS, paket gratis bicara, dan sebagainya. Biaya pulsa yang rutin akan dibayarkan oleh orangtua juga harus berdasarkan kesepakatan bersama sesuai kebutuhan di atas.

2. Diskusikan Tanggungjawab. Sebelum ponsel yang baru dibeli tersebut digunakan oleh anak, pastikan bahwa orangtua dan anak sepaham dan sejalan dengan tanggungjawab yang diemban oleh masing-masing. Apalagi jika orangtua masih berperan dalam membeli atau membayar pulsa bulanan. Anak harus paham bahwa orangtua berhak menanyakan untuk apa dan bagaimana pulsa bulanan digunakan. Pun orangtua juga harus secara konsisten melakukan komunikasi yang hangat kepada anaknya.

Atas dasar kepentingan yang lebih besar, seperti keamanan diri anak/murid, maka tak ada salahnya jika sesekali orangtua memeriksa isi ponsel anaknya, atau guru memeriksa isi ponsel muridnya. Bilamana perlu, orangtua/guru dapat menegaskan apa konsekuensi yang akan diterima anak/murid apabila ponsel terbukti disalahgunakan. Misalnya ponsel harus disimpan/disita sementara oleh orangtua/guru. Khusus bagi orangtua juga bisa menerapkan pemotongan uang saku atau biaya pulsa dalam rentang waktu tertentu, sebagai salah satu konsekuensi yang diajukan.

3. Diskusikan Resikonya. Baik orangtua maupun anak harus memahami tentang penyalahgunaan, resiko ataupun hal negatif yang dapat timbul dari penggunaan ponsel dan cara pencegahan/menghindarinya. Beberapa hal tersebut misalnya dari sexting (ngobrol vulgar via SMS), cyberbully (palak-memalak, premanisme), menyimpan/mengakses materi negatif (pornografi, kekerasan, sadisme) atau membuat foto/video diri atau temannya secara vulgar atau tidak sepantasnya. Pastinya, semakin canggih suatu ponsel, maka akan semakin tinggi resiko penyalahgunaan atau terpapar materi negatif.

Tekankan kepada anak untuk selalu mengomunikasikan kepada orangtua tentang hal-hal yang membuatnya tidak nyaman saat menggunakan ponsel. Orangtua pun harus peka terhadap perubahan perilaku anaknya, misalnya jadi pemurung, tidak konsentrasi belajar, malas sekolah, kurang betah di rumah, mengurung diri di kamar dan sebagainya. Segera cari tahu penyebabnya, jika ada yang dirasa tidak benar pada perilaku anak.

5 (Lima) Aplikasi Bantuan (khusus di instal di ponsel)

catatan: untuk di pc/laptop/netbook, gunakan parental control pilihan
rekomendasi Internet Sehat.

-

Adapun bagi mereka yang sudah cukup paham dengan hal teknis instal-menginstal aplikasi di ponsel, berikut ini akan dipaparkan sekilas sejumlah aplikasi yang dapat dipasang di sejumlah ponsel. Patut diingat, bahwa aplikasi ini hanyalah sebagai alat bantu belaka! Sebagai alat bantu, tentu saja aneka aplikasi ini tidak ditujukan dan tidak dapat untuk menggantikan peran bimbingan dan pengawasan orangtua atas penggunaan ponsel oleh anaknya. Pun tidak ada jaminan bahwa aplikasi apapun yang ada di dunia saat ini, akan dapat efektif 100% menghalau atau mencegah konten/hal negatif.

Untuk itu, silakan disesuaikan dan digunakan aplikasi yang sekiranya cocok dan dibutuhkan, khususnya bagi mereka yang anaknya menggunakan ponsel kelas high-end (smartphone). Aplikasi ini ada yang gratis dan ada pula yang berbayar (relatif murah), dengan beragam fitur dan fungsi Beberapa aplikasi tersebut diantaranya:

1. UC Browser (berbahasa Indonesia). URL: http://id.ucweb.com. Ini adalah browser yang memungkinkan kita mengatur proxy server. Berdasarkan Browser ini juga terkoneksi dengan layanan Nawala untuk proses filterisasi konten pornografi. Baca beritanya di sini. Untuk versi bahasa Indonesia, platform yang tersedia adalah Symbian, Windows Mobile dan Java. Aplikasi ini gratis.

2. MobileMediaGuard. URL: http://mobilemediaguard.com. Ini adalah aplikasi + layanan yang dapat diinstal di ponsel dengan platform Android atau Blackberry. Aplikasi ini bertujuan untuk memantau jika anak menggunakan ponsel untuk mengirim SMS yang vulgar atau tidak pantas/senonoh. Selain itu juga untuk memantau keberadaan file foto ataupun video yang diambil atau diterima oleh ponsel tersebut. Layanan ini berbayar (langganan tahunan)..

3. NetNanny Mobile. URL: http://www.netnanny.com/mobile. NetNanny terkenal dengan produk Parental Software-nya. Untuk versi ponsel, NetNanny dapat diinstal di Blackberry, Windows Mobile, Symbian dan Android. Dengan aplikasi ini, orangtua dapat memantau nomor telepon yang keluar maupun masuk. Selain itu lalu lintas email, SMS, maupun pesan multimedia juga tercatat dan dapat dilihat oleh orangtua via Internet. Bahkan orangtua dapat secara remote menjalankan perintah lock, wipe atau backup data dari ponsel tersebut. Layanan ini berbayar (langganan tahunan)..

4. SMobile System.
URL: http://www.smobilesystems.com/online-store. Aplikasi ini hampir sejenis dengan NetNanny, dan dapat diinstal di Blackberry, Windows Mobile, Symbian dan Android. Orangtua dapat menggunakan aplikasi ini untuk memonitor aktifitas penggunaan ponsel tersebut, seperti menerima atau mengirim SMS dan email dan nomor telepon yang keluar/masuk. Selain isi phone/address book, daftar aplikasi yang diinstal di ponsel anak juga dapat diketahui. Orangtua, melalui Internet, juga dapat memantau foto yang diambil melalui kamera ponsel atau diterima oleh ponsel tersebut. Layanan ini berbayar (langganan tahunan).

5. Untuk iPhone, iPod Touch ataupun iPad WIFI/3G, ada sejumlah pilihan aplikasi yang handal. Yang direkomendasikan Mobicip Safe Browser. URL: http://www.mobicip.com/online_safety/iphone. Aplikasi ini tidak gratis. Untuk Mobicip Safe Browser, bahkan ada layanan premium bagi orangtua untuk memantau aktifitas anaknya dalam menggunakan pirantinya. Selain itu orangtua dapat mengatur blacklist, whitelist serta time limits. Aplikasi dan layanan ini berbayar.

Penutup

Demikian sekedar artikel sederhana yang mudah-mudahan dapat membantu memberikan gambaran ataupun inspirasi kepada orangtua dan kita semua, tentang bagaimana mengatasi, meminimalisir ataupun menghalau hal/konten negatif yang dapat keluar/masuk melalui ponsel. Sekali lagi mohon diingat, bahwa perang komunikasi antara orangtua dan anak, adalah yang paling penting. Penggunaan alat bantu berupa aplikasi (software) jangan/tidak ditujukan serta tidak dapat untuk menggantikan peran komunikasi tersebut. Tidak ada jaminan bahwa bentuk aplikasi filter/blokir/sensor apapun yang ada di dunia saat ini, akan dapat efektif 100% menghalau atau mencegah konten/hal negatif. Jangan sampai kita terlena!


SUMBER

Tidak ada komentar:

Posting Komentar